Friday, July 15, 2016

Keunikan airport di Greenland

Biasanya kalau kita ke airport, apalagi airport internasional, biasamya kita akan disuguhi desain interior maupun eksterior yang bagus dan megah. Tetapi hal ini akan berbeda dengan kondisi di Greenland. Airport di Greenland cukup unik. Karena arus terbang dan mendaratnya pesawat sangat sedikit, airportnya pun ukurannya minimal. Dengan jumlah seluruh penduduk yang hanya 56.000 jiwa, dan tanpa adanya transportasi darat, memang airport Greenland mempunyai arus penumpang yang cukup sedikit



Kangerlussuaq
Airport disini merupakan airport internasional yang menghubungkan Greenland dengan dunia luar. Hanya ada 3 negara yang mempunyai penerbangan ke Greenland : Iceland, Denmark dan Kanada. Disinilah airport yang paling sibuk dan paling tinggi arus penumpangnya di Greenland. Hampir semua airport di semua kota, transit ke Kangerlussuaq. Kangerlussuaq ini bukanlah sebuah kota ataupun desa dalam arti sesungguhnya.

Ruang Tunggu
Beginilah panampakan interior airport ini

Duty Free
Loket check in
Locker dan kantin

 Pimtu kedatangan, keberangkatan, ruang tunggu dan loket check in ini semua berada pada ruangan yang sama, dan hanya berbeda pintu keluar masuknya saja.

Semua fasilitas di "kota" ini diadakan semata-mata untuk kebutuhan penumpang transit, dan hampir tidak ada penumpang yang bertujuan khusus kesini, kecuali karyawan bandara dan penunjang aktifitas bandara.


Airport Kangerlussuaq, airport in the middle of nowhere.

Disini hanya ada 2 hotel, sebuah supermarket, sebuah sekolah, sebuah rumah makan, sebuah agen perjalanan, beberapa kantor dan mess karyawan.
Halte bis yang berwarna pastel

Eksterior airport kangerlussuaq

Supermarket yang berukuran terlalu besar untuk kota transit yang berpenghuni hanya 500 orang
Ilulissat
Airport di Ilulissat pada puncak liburan musim panas, dalam 1 hari hanya mempunyai total keberangkatan dan kedatangan tidak lebih dari 10 penerbangan. Jangan membayangkan dengan pesawat di Surabaya , atau Jakarta. Pesawat disini kelasnya adalah pesawat perintis dengan jumlah penumpang hanya sekitar 50 penumpang dengan baling baling ganda. Ada hal menarik saat berbincang bincang dengan salah seorang penjaga toko suvenir di airport.
Ternyata penjaga toko ini adalah karyawan yang bekerja paruh waktu, karena jadwal buka toko disini tergantung jadwal kedatangan/keberangkatan pesawat di/dari Ilulissat. Karyawan tersebut mempunyai 2 pekerjaan sampingan lainnya karena tingginya biaya hidup di Greenland. Dan sang karyawan tersebut adalah orang Filipina. Benar benar memerlukan tekad seseorang yang sangat kuat untuk mau mencari pekerjaan sampai keujung dunia. Tidak terbayangkan kondisi alam yang sangat berat saat memasuki musim dingin

Berfoto di depan airport


Penjual suvenir dan makanan ringan

Kursi ruang tunggu yang terbuat dari kulit dan bulu reindeer

Perjalanan dari airport menuju ke pusat kota, kami menggunakan taxi. Tetapi memanggil taxi bukanlah hal yang mudah, karena semua taxi, harus dipesan terlebih dahulu. Aku menghubungi pemilik rumah tempat aku akan tinggal selama beberapa hari. Untungnya Bibi, pemilik rumah, berbaik hati menelponkan taxi untuk menjemput.

No comments:

Post a Comment