Friday, July 15, 2016

30 Juni - Nenek pelari Ultra Marathon yang 'ajaib', ada perjumpaan - ada perpisahan

Hari pertama kami menginap di Unnuisarvik Issikivik, kami diperkenalkan dengan seorang nenek yang berumur sekitar 60 tahun Alicia. Kesan pertama kali melihat nenek ini adalah seorang "nenek kurus kering yang dekil dan bau". Maklum karena nenek ini tampak berkeringat dengan memakai jaketnya yang lusuh.
Alicia ini berasal dari Polandia, dan tinggal di New York. Kamipun mulai mengobrol ringan. Tepatnya, menjadi pendengar setiap. ya... Alicia ini kalau berbicara seakan tak ada henti hentinya.
Dia bercerita bahwa dia baru kemarin selesai melakukan perjalanan darat dari Kangerlussuaq ke Sisimiut sejauh 160km. Aku memikirkan, apakah mungkin orang setua ini sanggup berjalan sejauh itu. Belum sempat mendapat jawabannya, dia mengatakan bahwa dia bukan berjalan (hiking), tetapi berlari ultra marathon. Wuih... orang ini pasti gila.
Umur setua itu kok ya masih sanggup ya ? Tetapi setelah dia menceritakan detail-detail lari maratonnya, aku mulai percaya. Alicia menyelesaikan marathonnya dalam waktu 2 hari 2 malam. Dengan tidur hanya 2 jam, dan beristirahat saat makan dan mempersiapkan makanannya. Total beban yang dia bawa di ranselnya sekitar 20kg.
Nenek pelari Ultra Marathon

Alicia sangat ingin tahu dengan apa yang akan kami lakukan di Greenland. Setiap hari dia menanyakan mau kemana kami hari ini, dan mau kemana kami besok. Suatu waktu, Alicia pergi pagi pagi untuk bertemu dengan kenalannya di pusat kota, lalu agak siang sudah pulang kembali ke rumah. Dia heran, ini orang Indonesia kok malas banget ya.. Sudah siang begini kok nggak kemana mana, masih di kamar apartemen. Dia bilang, kalau mau santai..ya mending gak usah travelling. Lebih baik duduk manis di rumah sambil nonton TV. Dipikir-pikir, betul juga apa yang dikatakan Alicia. Akhirnya kami berjalan hiking  di pinggiran kota Ilulissat. Di perjalanan di tengah hiking trail, kami lagi lagi bertemu Alicia, yang tidak menyangka bahwa kami cukup mempunyai tekad untuk keluar rumah... huh...
Pada suatu malam, aku dan Lisa rencana mau berlayar ke muara dimana gunung es mengalir dari daratan ke laut. Karena waktunya sudah mepet aku baru bangun. Maklum karena seharian baru hiking lumayan jauh dan kaki ini masih terasa pegal. Alicia juga rupanya baru terbangun. Diapun juga ikut panik dan ikut merasa bersalah karena tidak mengingatkan atau membangunkan kami. Alicia dengan paniknya meminta tolong Bibi, si pemilik rumah untuk membantu memanggilkan taksi.
Malam terakhir sebelum berpisah, kami merayakan perpisahan dengan makan keripik kentang dan minum bir bersama sambil ngobrol. Pagi pagi sebelum berangkat kami saling berfoto dan bertukar email. Dan anehnya, Alicia ini tidak tahu nama kami berdua dan tidak pernah menanyakannya. Di kemudian hari, saat mengirim email untuk menyapa kami, dia hanya menyapa "Hi both"... tanpa merasa perlu menyebut nama kami.
Karena flight Alicia masih sore, Alicia masih berkesempatan untuk keluar menikmati Ilulissat di hari terakhir. Sedangkan kami harus mulai berkemas. Sebelum Alicia keluar dari rumah, aku dan Lisa sempat dipeluknya dan menanyakan apakah kami mempunyai rencana mengunjunginya ke New York. Tetapi kami tidak mnjawabnya, karena aku belum tahu apakah cukup berminat dengan negara tersebut.
Setelah berpamitan, Alicia pergi meninggalkan kami. Aku dan Lisa dari jendela mengamati punggungnya sampai di kejauhan hilang dari pandangan. Sampai jumpa lagi Alicia...
Nenek Alicia di kejauhan



No comments:

Post a Comment