Friday, July 15, 2016

4 Juli - Berburu foto air terjun bersama fotografer kawakan

Bangun pagi hari di tengah padang bunga Lupine, kami tidur tiduran dan bermalas-malasan sambil berfoto foto dan menikmati segelas kopi dan teh hangat ditengah pemandangan yang indah dan udara sejuk cenderung dingin.




Lalu kami melanjutkan ke tujuan berikutnya, dengan mampir ke beberapa tempat yaitu Reinisdrangar dan Reinisfjara. Tempat ini adalah pantai, yang seringkali memakan korban, karena pasang surut yang ekstrim dan ombaknya yang besar



Keunikan pantai ini adalah struktur kolom batu alamnya yang seperti diukir. Sambil menikmati buah berry yang sengaja kami bawa sembari piknik ala Indonesia (he he...), kami berfoto bersama.
Setelah itu kami melanjutkan ke tempat kami bermalam terakhir dengan di campervan. Tujuanku hari ini yaitu air terjun Seljalandsfoss. Seharian ini mendung dan gelap seharian, menjadikan aku kehilangan semangat untuk memotret air terjun ini. Akhirnya aku memutuskan untuk bermalam di sebuah campsite terdekat, karena di lokasi parkir air terjun ini ada rambu dilarang bermalam dan berkemah di lokasi tersebut.
Setelah mendaftar dan mendapatkan spot untuk camping, tiba tiba matahari bersinar terang. Langsung semangat untuk memotret menggebu-gebu. Saat itu jam sudah menunjukkan pukul 22.00. Menurut perhitungan, pencahayaan terbaik akan terlihat sempurna pada jam 24.00. Tetapi karena kuatir pada jam 24.00 matahari tertutup awan, seperti yang tadi siang hingga malam tadi, aku cepat cepat mempersiapkan peralatan perang, semua kamera, lensa dan tripod. Tidak lupa jaket dan celana waterproof yang sengaja aku beli untuk keperluan ini.
Untuk mendapatkan spot seperti saat ini, para fotografer, entar yang amatir maupun profesional, sengaja datang pada malam hari, karena midnight sun berada pada posisi yang pas sekali. Aku harus berjalan terburu-buru untuk mengejar waktu. Dan aku bergegas menaiki tanjakan untuk masuk ke rongga di balik air terjun. Tentu saja di dalamnya cipratan, rintikan dan embun air terjun membasahi semua yang ada di sekitarnya. Belum lagi udara yang dingin, karena air terjun ini berasal dari es yang mencair, sehingga suhunya hanya sedikit di atas 0 derajat Celcius

Beberapa hasil foto pribadi

Sang fotografer

Rekan seperjuangan, mereka berusaha mencari spot terbaik, walaupun pada tanah miring yang licin dan basah

Setelah merasa puas, akupun kembali ke campervan untuk beristirahat. Sambil berjalan, aku masih sempat mengabadikan camping site malam itu, yang terlihat sangat indah di balik sinar matahari malam hari


No comments:

Post a Comment